Tugas 1
Persiapan Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Meeting dengan Client
Klien adalah suatu pihak yang penting dalam sebuah perusahaan. Tanpa klien, bisa jadi keberlangsungan perusahaan dan kemajuan karir Anda bisa terhambat. Untuk itu, penting hukumnya untuk menjaga etika jika berhubungan dengan klien. Berikut ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebelum meeting dengan client.
1. Memastikan tempatnya strategis untuk client
Hal pertama yang harus Anda pastikan saat hendak meeting dengan klien adalah memastikan bahwa tempat meeting tersebut strategis dan mudah dijangkau oleh klien jika memang tidak menggunakan ruang meeting di kantor Anda atau kantor sang klien tersebut. Usahakan untuk bersikap adil dengan memilih ruang meeting atau tempat bertemu yang strategis untuk Anda, namun tidak juga menyusahkan sang klien.
2. Konfirmasi atau follow up kehadiran kembali
Klien Anda bisa jadi salah satu orang sibuk yang tidak hanya mempunyai janji temu dengan Anda dalam satu hari. Oleh karena itu, ada baiknya untuk konfirmasi kehadiran kembali satu hari sebelum janji te mu untuk mengingatkan sang klien dan juga memastikan tidak ada perubahan jadwal temu.
3. Datang sebelum waktunya
Saat hari H, pastikan Anda datang sebelum waktunya. Pastikan bahwa semua perlengkapan dan juga kebutuhan sudah tertata dan disediakan dengan baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Riset calon client terlebih dahulu
Jika klien ini merupakan orang baru untuk Anda, tak ada salahnya untuk mencari tau mengenai klien ini terlebih dahulu melalui profil onlinenya, salah satunya LinkedIn profilnya. Dengan begitu, Anda bisa mempelajari karakter sang klien dan mengatur strategi saat meeting nanti.
5. Tidak terlalu banyak membawa rekan kerja
Jika memang tidak ada keperluan, usahakan untuk datang sendiri untuk bertemu dengan sang klien, kecuali sebelumnya memang sudah Anda informasikan bahwa Anda akan datang bersama dengan rekan kerja. Pastikan Anda membawa jumlah rekan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
6. Persiapkan materi yang akan dibahas
Sebelum menghadiri rapat di kantor atau bersama klien, pastikan Anda mempersiapkan segala sesuatu yang dapat memberikan kontribusi pada pertemuan tersebut. Cari tahu apa yang menjadi topik yang akan dibahas ketika rapat. Jika perlu, lakukanlah pengamatan dan pelajari bahan tersebut. Catat pula beberapa pertanyaan yang dapat didiskusikan.
7. Memperhatikan penampilan
Saat bertemu dengan klien,cobalah untuk tampil sedikit formal untuk menciptakan kesan profesional. Selain memberi kesan bahwa Anda menghormati pertemuan tersebut, penampilan Anda juga menggambarkan bagaimana perusahaan tempat Anda bekera
Tugas 2
Cara Memimpin Suatu Pertemuan dengan Client atau Mitra
Dinamika di lingkungan kerja menuntut kita untuk bisa siap pada kondisi tertentu. Misalnya, untuk memimpin sebuah pertemuan atau rapat, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Tentu saja dibutuhkan kesiapan dan kemampuan, terutama pada pengambilan keputusan penting yang menjadi target dari rapat tersebut. Sedangkan yang ada di hadapan kita bukan satu-dua orang saja, dan kesemuanya bisa jadi memiliki aspirasi yang berbeda. Tugas kita tak hanya menjadi seorang pemimpin dalam kelompok tersebut, namun juga harus bisa mengendalikan suasana agar rapat bisa kondusif dan bisa mencapai target.
Ada beberapa cara agar menjadi pemimpin yang baik dalam pertemuan:
1. Persiapkan Diri.
Bila telah diberi delegasi memimpin rapat, pergunakan kesempatan untuk mempersiapkan diri. Poles diri dan bekali diri, bila perlu lakukan riset dari topik diskusi rapat sebelumnya.
2. Buka rapat secara resmi.
Ketika waktu yang dijadwalkan sudah tiba dan semua peserta (atau setidaknya semua peserta yang penting) hadir, mintalah perhatian semua orang dalam ruangan. Perkenalkan diri Anda sebagai pemimpin dan apa tujuan rapat tersebut. Tetapkan kerangka waktu dengan menginformasikan waktu berakhirnya rapat yang Anda rencanakan – Anda bisa saja mengadakan rapat yang panjang atau pendek, tetapi menyatakan batasan waktu sebelumnya akan membantu supaya rapat berjalan tepat waktu. Bila beberapa peserta tidak mengenal satu sama lain, sisihkan waktu untuk membacakan nama-nama peserta secara singkat dan perkenalkan para peserta yang penting.
3. Berikan ringkasan yang relevan dari rapat-rapat sebelumnya.
Pada permulaan rapat yang merupakan bagian dari proyek panjang yang sedang berjalan, Anda perlu memberikan informasi singkat mengenai proyek tersebut dengan memberi ringkasan cepat dari peristiwa atau keputusan rapat sebelumnya. Tidak semua peserta mengetahui topik diskusi sebanyak Anda, jadi langkah ini dapat bermanfaat untuk menjadikan rapat tersebut efektif dan efisien.
4. Persilakan para peserta penting untuk melaporkan keadaan secara umum.
Selanjutnya, persilakan orang-orang dengan pengetahuan yang relevan untuk menginformasikan perkembangan baru yang terjadi sejak rapat terakhir. Ini bisa apa saja – misalnya, masalah baru yang dihadapi bisnis atau organisasi, perubahan personel, perkembangan proyek, dan perubahan strategi yang semuanya bisa dibahas di sini. Peserta rapat juga ingin mendengar tentang hasil dari tindakan spesifik yang diambil sebagai keputusan rapat sebelumnya.
5. Selesaikan semua urusan yang belum selesai.
Jika ada masalah yang belum terselesaikan dan keputusan yang belum diambil dari rapat terakhir, upayakan untuk menyelesaikannya sebelum membahas masalah baru. Semakin lama masalah sebelumnya itu ditunda, semakin berkurang para peserta yang ingin bertanggung jawab untuk masalah itu, jadi cobalah menetapkan dan menyelesaikan semua urusan yang belum terselesaikan selama rapat berlangsung. Biasanya, urusan yang belum selesai ditandai secara spesifik sebagai "belum diputuskan" atau "diajukan untuk diskusi selanjutnya " dalam notula rapat sebelumnya.
6. Bahas urusan baru.
Selanjutnya, munculkan semua masalah, keprihatinan, dan persoalan baru yang perlu didiskusikan. Ini merupakan hal-hal yang secara alami berasal dari perkembangan yang terjadi antara rapat sebelumnya dan saat ini. Cobalah memperoleh keputusan yang konkret dan pasti dari para peserta – semakin banyak hal yang Anda biarkan tanpa keputusan, semakin banyak masalah belum selesai yang akan Anda bawa pada rapat selanjutnya.
7. Bacakan kesimpulan rapat.
Setelah Anda menyelesaikan semua masalah lama dan yang saat ini, sisihkan waktu membaca kesimpulan rapat untuk semua orang yang hadir. Sebutkan satu per satu semua keputusan yang telah dibuat, dan bila perlu, deskripsikan tindakan spesifik yang diharapkan akan diambil para peserta sebelum rapat selanjutnya.
8. Akhiri dengan memaparkan dasar-dasar untuk rapat selanjutnya.
Akhirnya, sampaikan apa yang akan dibahas dalam rapat selanjutnya dan, bila Anda sudah mulai merencanakannya, katakan kapan dan di mana rapat tersebut akan diselenggarakan. Ini membantu para peserta memunculkan rasa kesinambungan dari satu proyek atau keputusan penting menuju yang berikutnya dan memberi mereka kerangka waktu untuk melanjutkan atau menyelesaikan tugas yang diberikan pada mereka.
Tugas 3
Struktur Pembuatan Keputusan, Menyatakan dan Menanyakan tentang Pendapat dan Intrupsi
A. Struktur Pembuatan Keputusan
Pengambilan Keputusan, merupakan suatu tindakan yang menentukan hasil dalam memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berfikir logis dan juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada yang mempunyai pengaruh negatif atau pun positif.
Berikut adalah beberapa cara dalam pembuatan keputusan.
1. Mendefinisikan masalah.
Banyak keputusan buruk berawal dari kecerobohan seorang pengambil keputusan dalam menilai masalah atau kesalahan mendefinisikan masalah. Suatu masalah muncul ketika terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan kondisi yang diinginkan.
2. Mengidentifikasi kriteria keputusan.
Hal ini dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Dalam langkah ini, pengambil keputusan sedang menentukan apa yang relevan dalam pengambilan keputusan.
3. Menimbang kriteria.
Memberi mereka prioritas yang tepat dalam keputusan karena kriteria yang diidentifikasi tidak selalu memiliki bobot yang sama.
4. Menghasilkan alternative
Langkah ini, tidak ada upaya yang dibuat untuk menilai alternatif melainkan hanya untuk mendaftarnya. Begitu alternatif telah dihasilkan, pengambilan keputusan harus secara kritis menganalisis dan mengevaluasi masing-masing alternatif tersebut.
5. Menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria
Kekuatan dan kelemahan masing-masing alternatif menjadi bahan pertimbangan setelah alternatif-alternatif tersebut dibandingkan dengan kriteria dan ditimbang seperti yang ditetapkan dalam langkah kedua dan ketiga.
6. Menghitung keputusan optimal
Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi masing-masing alternatif terhadap kriteria yang telah dipertimbangkan dan memilih alternatif dengan skor tertinggi.
B. Menyatakan dan Menanyakan Pendapat/interupsi
1. Mengerti dan Memahami
Artinya, kita harus tahu betul apa pendapat yang akan kita lontarkan dan alasan kuat dari pendapat tersebut.
2. Santun
Alangkah baiknya dalam menanyakan dan memberi pendapat kita menggunakan kata kata yang enak didengar, halus atau sesuai tata karma
3. Tenang
Jangan sesekali dalam menyampaikan pendapat menggunakan emosi, karena hal ini dapat merusak situasi yang ada,
4. Menghargai Pendapat Orang Lain
Hargai setiap pendapat yang di sampaikan setiap orang dalam suatu pertemuan atau organisasi apapun.
5. Menyanggah pendapat orang lain
Jika tidak menyetujui pendapat orang lain, kita dapat menyanggah pendapat tersebut dengan menggunakan kalimat berikut: pendapat Saudara baik, hanya saja menurut saya …; menurut buku yang ay abaca, hal tersebut seharusnya …; kalau boleh menyanggah, maka ….
6. Menyela pembicaraan orang lain
Jika ingin menyela pembicaraan yang sedang berlangsung, peserta harus meminta izin moderator terlebih dahulu sebelum bicara. Kalimat yang biasa digunakan biasanya: interupsi, saya izin untuk …; mohon maaf, apakah saya boleh menyela; mohon maaf saya potong pembicaraannya.
7. Menyetujui atau memperkuat pendapat orang lain
Saat menyetujui pendapat orang lain, kalimat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: saya sependapat dengan …; saya memiliki gagasan yang sama …; menurut saya hal tersebut sudah baik, terutama jika …
Tugas 4
Jenis jenis Negosiasi dan Persiapan untuk melakukan negosiasi
A. Jenis - jenis Negosiasi
Menurut Wikipedia pengertian negosiasi adalah adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.
Menurut Kamus Oxford pengertian negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.
Istilah negosiasi berasal dari bahasa Inggris yakni “to negotiate” atau “to be negotiating” yang diartikan sebagai merundingkan, membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi, dan atau menawar.
Secara umum negosiasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda.
Dari pengertian di atas jenis-jenis negosiasi adalah sebagai berikut :
1. Negosiasi Berdasarkan Situasi
a. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjado dalam situasi formal. Ciri-ciri negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan ke ranah hukum. Contoh negosiasi formal adalah negosiasi antar dua perusahaan.
b. Negosiasi Non Formal atau Informal
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Misalnya negosiasi antara ayah dan anak. Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum.
2. Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator
a. Negosiasi dengan Pihak Penengah
Negosiasi dilakukan oleh dua negosiator atau lebih dan pihak penengah. Negosiator saling memberikan argumentasi. Pihak penengah bertgas memberikan keputusn akhir dalam negosiasi tersebut. Contoh negosiasi jenis ini adalah sidang di pengadilan. Pihak penggugat dan tergugat adalah pihak yang bernegosiasi. Hakim berperan sebagai pihak penengah.
b. Negosiasi tanpa Pihak Pengengah
Negosiasi dilakikan oleh dua negosiator atau lebih. Negosiasi dilakukan tanpa pihak penengah, sehingga keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi. Salah satu contoh negosiasi jenis ini adalah negosiasi antara perwakilan OSIS dan pihak sponsor.
3. Negosiasi Berdasarkan Untung Rugi
a. Negosiasi Kolaborasi (win-win)
Dalam negosiasi kolaborasi, para negosiator berusaha mencapai kesepakatan dengan menggabungkan kepentingan masing-masing.
b. Negosiasi Dominasi (win-lose)
Dalam negosiasi ini, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan lebih kecil.
c. Negosiasi Akomodasi (lose-win)
Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan sangat besar bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini dikarenakan kegagalan negosiator dalam bernegosiasi sehingga tidak memperoleh keuntungan.
d. Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)
Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang muncul. Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konnflik.
B. Persiapan Melakukan Negosiasi
Sebuah negosiasi bukanlah membicarakan siapa yang menang maupun siapa yang kalah. Negosiasi adalah berkompromi terhadap satu atau beberapa kesepakatan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.
Berikut langkah – langkah yang harus dipersiapkan sebelum melakukan proses negosiasi :
1. Seorang negosiator harus memahami permasalahan apa yang akan dibahas. Untuk mengetahuinya, seorang negosiator harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai masalah apa yang akan dibahas serta bagaimana solusinya nanti.
2. Ketika negosiator telah mengetahui masalah yang akan dibahas, kemudian ia dapat merangkai isu-isu tersebut untuk mencari solusi dalam proses tawar menawar. Disini, negosiator dapat meletakkan kepentingannya dalam urutan utama agar proses negosiasi dapat berjalan dengan sukses.
3. Negosiator mampu menentukan posisinya melalui kepentingannya agar dapat membuat strategi dengan kepentingannya tersebut. Negosiator akan lebih mudah memikirkan sebuah strategi apa yang nantinya akan dijalankan jika ia telah mengetahui kepentingannya dalam negosiasi tersebut.
4. Menentukan batas tawar menawar dan memilih solusi alternatif. Disini, seorang negosiator harus menentukan kesepakatan paling buruk yang masih dapat ditoleransi. Jadi, apabila ada potensi mengalami kerugian dalam pencapaian kesepakatan, tentu dapat diminimalisir.
5. Mengatur target dan menentukan pembukaan tawaran pada lawan negosiator. Dalam hal ini, negosiator akan mencapai kesepakatan negosiasi yang maksimal ketika ia dapat mengatur targetnya sendiri yang harus dicapai.
6. Penilaian terhadap konstituen dan implikasi terhadap lingkungan sosial. Konstituen yakni pihak pengambil keputusan, dimana seorang negositor harus dapat menilai pihak pengambil keputusan agar dapat memprediksi apakah target yang sebelumnya sudah ditetapkan dapat berhasil disepakati.
7. Menganalisis pihak lawan negosiator. Disini, negosiator harus menggali banyak informasi mengenai lawannya yang berkaitan dengan kepentingan, strategi, kelemahan dan kelebihannya. Sehingga negosiator dapat dengan mudah mengalahkan pihak lawannya dengan menggagalkan strategi lawan melalui informasi yang didapatkannya.
8. Menyampaikan isu kepada pihak lawan dengan disertai fakta-fakta yang jelas dan argumen yang kuat yang dapat mendukung keberhasilan proses negosiasi.
9. Negosiator mampu memahami protokol-protokol dalam bernegosiasi. Negosiator harus mengerti dengan protokol yang ada serta patuh terhadap segala aturan di dalamnya. Negosiator juga harus mengetahui agenda yang dilaksankan ketika bernegosiasi, tempat pelaksanaan, jadwal, serta siapa saja yang terlibat disana.
Tugas 5
Tipe Tipe Nagioator dan Cara Menghadapi Suatu Konflik Pada Saat Bernegosiasi
A. Tipe – tipe Nagiotor
Cara berkomunikasi dengan baik mungkin juga perlu dimiliki oleh seorang negosiator supaya ia mampu menangani apa yang menjadi keinginan antara kedua belah pihak. Jenis komunikasi yang dilakukan memang termasuk komunikasi interpersonal. Namun demikian, ada pula tipe negosiator yang sama sekali tidak kompeten dalam memegang kendali dalam hal kesepakatan bisnis. Berikut ini adalah beberapa macam tipe dari negosiator yang mungkin bisa kita ketahui
1. Tipe Asertif
Negosiator dengan tipe asertif adalah salah satu tipe yang sangat direkomendasikan. Jarang ada yang mampu memiliki sikap dan sifat asertif. Asertif adalah kemampuan menyampaikan sesuatu tanpa menyakiti pihak tertentu. Meskipun sesuatu yang akan disampaikan tersebut sifatnya berupa kesalahan suatu pihak, namun pihak lain tetap bisa menerima dengan baik. Ini adalah jenis negosiator yang patut menjadi panutan.
2. Tipe Akomodator
Tipe akomodator dari seorang negosiator memiliki pengertian bahwa seorang negosiator tersebut akan berorientasi pada hubungan yang baik. Ini berarti umumnya negosiator dengan tipe akomodator akan berusaha “menyenangkan” orang lain. Biasanya negosiator tipe akomodator lebih berusaha menjaga mood dari beberapa macam pihak yang terlibat.
3. Tipe Analisis
Hampir mirip dengan tipe asertif, tipe analisis merupakan tipe negosiator yang sama-sama bersifat menyampaikan sesuatu dengan berusaha tanpa menyakiti beberapa pihak yang ada. Perbedaannya ada pada spontanitas dari pesan yang akan disampaikan. Pada tipe asertif, seseorang mungkin akan lebih spontan mengungkapkan apa yang menjadi inti permasalahan. Tipe analisis tidak akan terburu-buru dalam mengungkapkan hal tersebut sampai fakta dan data terkumpul dengan terstruktur.
4. Tipe Curang
Tipe negosiator curang sudah terlihat dari namanya. Tipe ini akan berusaha memenangkan kesepakatan dengan berbagai macam cara yang licik. Tentu saja ini adalah jenis negosiator yang perlu dihindari, meskipun dalam beberapa macam bisnis, praktik kecurangan diambil untuk memenangkan suatu pihak saja. Ini adalah salah satu hal yang kurang bagus dan etis ketika diterapkan dalam dunia bisnis. Persaingan bisnis menjadi kurang sehat tentunya. Manajemen public relations agaknya menjadi sebuah hal yang kurang dikuasai oleh tipe ini.
5. Tipe Profesional
Tipe profesional sebenarnya merangkum tiga tipe negosiator teratas dari daftar ini. Sikap yang profesional ditunjukan sebagai jalan untuk membuka keobjektifan dari kesepakatan bisnis yang akan diambil. Tipe negosiator dalam komunikasi bisnis ini termasuk bagus dan cocok untuk digunakan manakala ada kesepakatan bisnis yang penting dan perlu diambil. Bahkan, bisa saja tipe ini menguasai komunikasi bisnis lintas budaya yang menjadikan kesepakatan cepat untuk diambil.
6. Tipe Bodoh
Negosiator tipe bodoh adalah tipe yang tidak berusaha memenangkan kedua belah pihak. Ini sedikit menggelikan, karena bagaimana pun juga, kesepakatan bisnis ingin dicapai dengan menggunakan bantuan negosiator. Namun sayangnya, ada tipe yang justru tidak ingin memenangkan kesepakatan untuk kedua belah pihak. Hasilnya tentu saja membuat hasil kesepakatan yang akan diambil menjadi lebih lama dan mengulur-ulur waktu. Komunikasi informal bahkan sering timbul dari tipe negosiator ini.
7. Tipe Naif
Tipe naïf kebalikan dari tipe bodoh. Apabila tipe bodoh tidak berusaha memenangkan kesepakatan antara kedua belah pihak, tipe naif justru tidak menguasai sama sekali bahan apa yang akan menjadi kesepakatan. Umumnya, tipe naif tidak memiliki posisi netral yang kuat. Ia akan mudah terpancing dengan argumen suatu pihak. Namun bila pihak lain argumennya ternyata lebih disukai, negosiator ini juga akan menyetujuinya juga.
B. Cara Menghadapi Konflik Pada Saat Bernegosiasi
Frost dan Wilmot mengidentifikasikan empat strategi untuk mengatasi konflik, yaitu sebagai berikut:
1. Menghindar
2. Eskalasi
3. Reduksi
4. Pemeliharaan.
Sementara Dunnete (1976) memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik dalam lima kemungkinan, yaitu sebagai berikut:
1. Jika kerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan pemaksaan;
2. Jika kerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri rendah maka penghindaran;
3. Jika kerja sama dan kepuasan diri sendiri seimbang maka gunakan kompromi;
4. Jika kerja sama tinggi dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan kolaboratif; dan
5. Jika kerja sama tinggi dan kepuasan diri sendiri rendah maka gunakan penghalusan.
Tugas 6
Cara Mengakhiri Negosiasi Dengan Klien.
Dalam proses penjualan tentu akan tiba waktunya Anda menutup negosiasi dengan klien. Tahap penutup negoisasi penjualan merupakan sebuah momen paling menentukan, dan ini seringkali membuat para pebisnis atau para marketing was-was apakah usahanya akan berbuah kesepakatan (deal) ataukah tidak. Maka dari itu tahap akhir dari sebuah rangkaian proses negosiasi bisnis ini memang akan sangat penting untuk Anda perhatikan agar perjalanan bisnis Anda tetap berada pada koridor yang tepat.
Ada beberapa aturan atau prosedur yang bisa Anda lakukan untuk membuat proses penutupan penjualan ini berjalan dengan baik untuk kedua belah pihak. Beberapa prosedur tersebut adalah:
1. Melakukan Komunikasi Dengan Jelas
Komunikasi adalah unsur utama dalam sebuah negosiasi binis. Komunikasi yang baik dan lancar umumnya akan menghasilkan negosiasi penjualan yang baik pula, dan sebaliknya. Maka jika Anda mengawali proses negosiasi penjualan ini dengan komunikasi yang baik dan lancar, akan sangat disayangkan jika kemudian komunkasi Anda tak diakhiri dengan baik pula.
Saat Anda akan menutup penjualan, lakukanlah komunikasi yang jelas dan terarah. Dengan komunikasi yang jelas dan baik, calon klien akan percaya bahwa Anda profesional dari awal sampai akhir. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan calon klien kepada Anda.
2. Lakukan Kontak Mata
Selain komunikasi yang jelas dan baik, Anda harus juga melakukan kontak mata yang baik kepada calon klien saat menutup proses negosiasi penjualan ini. Bahkan untuk proses akhir dalam negosiasi ini, Anda harus lebih serius dalam melakukan kontak mata dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan proses penutupan akan menjadi penentu apakah hasil negosiasi penjualan Anda akan sukses atau tidak. Dengan kontak mata yang baik saat proses penutupan penjualan, Anda akan dinilai oleh calon klien bahwa serius dan sungguh-sungguh dalam proses negosiasi tersebut.
3. Tetap Percaya Diri, Optimis Dan Positif Thinking
Meski proses penutupan negosiasi penjualan ini masih fifty-fifty alias bisa deal dan tidak, tak ada salahnya dalam tahap akhir ini Anda tetap menjaga kepercayaan diri Anda. Rasa percaya diri yang Anda jaga sampai akhir akan membuat calon klien merasa bahwa Anda orang yang kuat dan optimis. Kesan yang baik ini tentu akan membawa hubungan yang baik dan langgeng antara Anda dan calon klien.
Selain sikap percaya diri dan optimis, Anda juga harus tetap positif thinking. Meski usaha negosiasi ini masih belum jelas membuahkan hasil (deal), namun sikap positif Anda akan menanamkan pengaruh dan menjadi salah satu faktor penentu deal atau tidaknya proses negosiasi penjualan Anda. Umumnya pebisnis yang berpikir postif akan memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh deal dari calon klien.
4. Berikan Sedikit Humor
Humor adalah obat sebuah ketegangan dan beban berat pikiran. Maka setelah Anda dan calon klien sudah serius dalam presentasi dan tanya jawab dalam proses negosiasi ini, Anda bisa membuat humor pada akhir sesi penutupan ini. Dengan humor, proses penutupan negosiasi penjualan Anda akan terasa sangat terbuka dan menyenangkan.
Dari keadaan tegang saat presentasi, suasana akan kembali mencair dan tidak membosankan. Hasilnya calon klien pun akan merasa senang dengan Anda dan hubungan Anda dan calon klien pun akan terjalin dengan baik seterusnya meski saat itu kesepakatan (deal) belum tercapai.
5. Selalu Tersenyum
Jika Anda kurang bisa humor, jangan terlalu memaksakan diri, Anda bisa melakukan cara lain yaitu dengan memberikan senyuman. Senyuman adalah senjata Anda untuk bisa menunjukkan kepada calon klien bahwa Anda sangat menghargai pertemuan dan negosiasi dengan calon klien. Lalu bagaimana jika kemudian calon klien memutuskan tidak jadi membeli tawaran kita? Apakah kita lantas cemberut dan murung? Tentu saja ini adalah sikap yang tidak dianjurkan.
Ingat, calon klien adalah manusia dinamis dimana mereka yang mungkin tidak membeli sekarang, akan membutuhkan kita dan membeli dari kita suatu saat nanti. Maka dari itu calon klien yang kita ajak negosiasi adalah #investasi jangka panjang kita yang bisa kita hubungi sewaktu-waktu untuk coba kita ajak kembali bermitra atau bekerjasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar